Kedua dalil tentanghidup sederhana ini ada pada pelajaran Al-Quran Hadis semester 1 kelas 12 MA pada BAB 1 tentang Membudayakan Pola Hidup Sederhana dan Menyantuni Duafa.

Dalil Tentang Sifat Sederhana

Pada ayat di atas dengan jelas menyebutkan, apabila manusia atau orang yang beriman yang ingin membelanjakan hartanya, maka ketika membelanjakan tersebut dia tidak boleh terlalu boros, dan juga tidak boleh terlalu kikir, melainkan berada di tengah-tengah (moderat).

Kalau kita berbelanja, maka belanjalah sesuai dengan keperluan. Kalau bersedekah, jangan sampai memberikan sedekah terlalu banyak. Hanya karena bangga dengan pahala bersedekah sehingga kita bersedekah terlalu banyak, sedangkan kita lupa akan kebutuhan kita sendiri. Tetapi jangan pula karena mengingat akan kebutuhan kita, lalu kita tidak mau mengeluarkan apa yang kita miliki, hingga zakat sekalipun tidak mau dikeluarkan. Itulah orang yang kikir sebenarnya.

Dalam hal ini, kita harus bersikap moderat, tidak kikir dan tidak juga boros, namun berada di antara keduanya (moderat). Pada dasarnya, janganlah kita membelanjakan sesuatu sampai habis, dan jangan pula kita enggan membelanjakan apa yang ada pada diri kita. Hal ini tak mudah dilaksanakan, karena pada umumnya manusia itu bersifat konsumtif. Sifat konsumtif yang tak bisa ditahan yang kemudian menjadi-jadi, itulah yang disebut pemborosan. Tapi kalau menahannya juga menjadi-jadi, itulah yang dinamakan kikir. Di dalam hadis Nabi juga disebutkan, bahwa: “Urusan yang terbaik adalah urusan yang di tengah-tengah.”

dalil kesederhanaan hidup

b. Terjemah

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (26) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (27) Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. (28) Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (29) Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya (30)

Ayat-ayat tersebut mengandung pesan untuk bersikap sederhana dalam hidup. Sikap tersebut adalah tidak berlebihan sekalipun dalam berinfak. Demikian juga dilarang untuk kikir dalam membelajakan harta. Sifat boros adalah perilaku setan yang ingkar kepada Tuhannya. Larangan kikir digambarkan dengan tangan yang terbelenggu di leher. Kikir akan mengakibatkan pelakunya tercela, sedang boros menjadikan pelakunya menyesal di kemudian hari.

Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa Allah swt. sangat mengetahui potensi hamba-hambaNya. Allah swt. melapangkan rezeki kepada sebagian manusia dan mencukupkan kepada sebagian yang lain. Manusia diwajibkan menjemput rezeki yang telah dipersiapkan Allah baginya.