Muqodimah khutbah dan sapaan disesuikan dengan yang biasa digunakan. Pada halaman teks dibawah ini adalah isi dari pidato yang singkat dan sederhana.
Alhamdulillah pada kesempatan yang berbahagia ini kita bisa bertemu dalam tempat yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wata’ala. Semoga dalam pertemuan ini bisa membawa manfaat bagi kita semua. Amin ya Robbal Alamin.
Disini kami akan menyampaikan firman Allah dalam surat Al-Kautsar ayat: 1-3 yang berbunyi :
Artinya :
“Sesungguhnya kami telah memberikan nikmat kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”.
Dari ayat diatas jelas, bahwa Allah Ta’ala telah memberikan nikmat yang amat sangat banyak kepada hamba-hamba-Nya sehingga tidak bisa dihitung oleh akal manusia., Oleh karena itu, marilah kita selalu bersyukur kepada-Nya atas semua nikmat yang telah diberikan kepada kita. Kemudian rasa syukur kita itu kita aplikasikan dengan berkorban dan menjalankan sholat lima waktu.
Hadirin semua yang kami muliakan. Sholat yang lima waktu merupakan ibadah yang wajib bagi semua hamba-hamba-Nya dan juga merupakan bukti rasa syukur kepada Alloh Ta’ala. Kemudian sholat juga mengandung arti penyerahan díri dengan sepenuh hati kepada Tuhan Yang Pengasih lagi Maha Penyayang.
Hal itu bisa kita lihat dalam bacaan doa iftitah yang artinya :
ان صلاتى ونسكى ومحياي ومماتى لله رب العالمين
“.. sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam…“.
Nah, dari ikrar itulah hendaknya bisa kita jadikan pedoman dan dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila ingat akan hal itu tentunya kita akan takut untuk berbuat dosa dan maksiat.
Kemudian kita sebagai hamba yang selalu taat kepada Allah SWT. yang pasti akan selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan kepada kita dan nikmat itu kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya serta digunakan dijalan Allah SWT.
Sedangkan mereka-mereka yang tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala akan mendapatkan azab yang sangat pedih.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi :
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya :
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”.
Hadirin semua yang kami muliakan. Maka dari itu, apabila kita mendapat kenikmatan dari Allah Ta’ala, janganlah kita lalai dan kufur kepada-nya tetapi kita harus mengiringinya nikmat Allah itu dengan bersyukur kepada Allah SWT.
Adapun syukur dapat dilakukan dengan dua macam yaitu :
1. Syukur dengan Ucapan
Yang dimaksud syukur dengan ucapan ini adalah dengan mengucapkan kata Alhamdulillah (segala puji bagi Allah ). Mengucap syukur yang demikian itu yang mudah tetapi dalam prakteknya yang sulit, karena banyak orang yang mendapat kenikmatan, tetapi ia lupa tidak mensyukurinya.
2. Syukur dengan Perbuatan
Setelah kita menjalan syukur yang pertama, yaitu bersyukur dengan ucapan, maka kita harus melanjutkan syukur yang kedua, yaitu dengan perbuatan.
Contoh : Bila kita mendapatkan kenikmatan dari Allah Ta’ala berupa harta kekayaan yang lebih, maka kenikmatan itu kita gunakan dijalan Allah, yakni dengan cara bershodaqoh, pembangunan masjid, sekolahan dan lain-lainnya.
Hadirin semua yang kami muliakan. Perlu kita ingat bahwa kenikmatan yang diberikan oleh Allah Ta’ala itu bukan saja harta kekayaan, akan tetapi masih banyak lagi. Misalnya kesehatan, panjang umur dan lain-lain.
Tetapi, kadang manusia itu tidak sadar bahwa kenikmatan yang berupa kesehatan itu jauh lebih penting daripada harta benda. Dan mereka tidak mau mensyukuri dan baru sadar bila sudah sakit. Na’udzubillahi min dzalik. Hadirin semua yang kami muliakan.
Oleh karena itu marilah kita benar-benar mensyukuri kenikmatan Allah itu dengan sebaik-baiknya, baik itu dengan ucapan maupun dengan perbuatan.
Maka kita harus bersyukur atas nikmat-Nya dan senantiasa selalu mengingat kepada-Nya. Sedangkan membuktikannya harus dilakukan, baik itu dengan ucapan atau perbuatan, kemudian diteruskan dalam bentuk ibadah, yaitu sholat, baik sholat wajib maupun sunnah. Sebab, sholat merupakan ukuran dari ketaatan seorang hamba, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad SAW.
Sampai disini perjumpaan kita semoga bermanfaat bagi kita semua dan mohon maaf bila ada kesalahan. Akhir kata. wassalamualaikum wr. wb.